Aku benar-benar merasa bosan. Selepas pulang dari menginap di rumah teman aku kembali terdampar di kamar kost. Sendiri, entah penghuni lain menghilang kemana. Aku hanya berbaring di atas kasur (lie on the bed yang sering bikin iri temanku) dan ngobrol via sms dengan MLF (my lovely friend). Akhirnya aku kirimkan sms kepada MLF dan Al. Keduanya adalah sahabatku.
Begini isi sms yang kukirim untuk mereka:
Ada ide membunuh bosan?
Al membalas:
Menyibukkan diri
(aku sedang malas menyentuh tugas mata kuliah apapun)
Membantu orang lain
(woi, ada yang butuh bantuan nggak?)
Menyadari kebosanan yang terjadi
(Al, aku benar2 sadar kalau aku sedang bosan)
Berusaha merasakan kebosanan
(apanya yang diarasakan?)
Mencintai kebosanan itu sendiri
(sejak kapan ada sejarah manusia mencintai kebosanan? Ada-ada aja)
Selamat Mencoba
(makasih tipsnya, makin lama bahasa sahabatku ini makin mirip gaya bahasa dosen mata kuliah Analisis Real saat kami semester lima. Pak, engkau menginspirasi kami!)
Kami beberapa kali saling berkirim sms khas akhir pekan, ngobrol santai.
I’m still lying on the bed…
MLF membalas:
Mengerjakan hobi
(nulis? Males)
Melakukan hal yang nggak biasa
(apaan? Nulis sambil tidur? Tidur sambil makan? Makan sambil nulis?)
Pendapatku terlalu umum ya? (he-eh)
Coz aku nggak tau hobimu itu apa aja (MLF payah)
Atau hal2 yang nggak biasa bagimu itu apa
(uhmm, tiba2 ada kurir nganter bingkisan isi laptop—gratis— buat aku, dari orang yang baik hati katanya. Nggak biasa kan?)
Kalo aku hujan2 gini, (Surabaya+sidoarjo sedang hujan) mending baca komik atau novel. (Nggak ada komik atau novel di persekitaranku saat ini, ada Edensor dan Sang Pemimpi aja, itupun aku dah baca berkali-kali)
Katanya ngurek2 Seminar Matematika?
(itu adalah mata kuliah yang tugasnya paling tidak ingin aku sentuh saat ini, lagi males mikir tentang matematika)
Kami melanjutkan ngobrol beberapa saat sampai aku tak sanggup menahan mata untuk tetap terbuka. Kata MLF aku tukang tidur, biarin ah.
No comments:
Post a Comment