Ini Maret kelima, Pang. Sudah lima kali kita melewatinya. Aku baru menghitungnya sekarang. Empat Maret terlewati saat kita berada di titik peta yang berbeda. Dan kali ini kita berada di titik yang sama.
Tak pernah sedikitpun aku mengira akan begini ujung percakapan kita. Di luar buku, film, musik, dan gagasan-gagasan, nyatanya ada hal lain tumbuh tanpa kita sadari.
Kata salah satu penulis favoritku, cinta kadang tumbuh dengan cara yang amat ganjil, di tempat yang keliru.
Selama ini aku menjadi pendengarmu. Memperbincangkan dia yang tengah kamu perjuangkan. Tak kurang dari dua kali Maret kita habiskan untuk bertukar bincang. Hey, aku sudah bosan. Kalian tak kunjung menemukan kepastian.
Menjelang gerhana di Maret kelima. Aku menyadari bahwa kekesalanku tak lebih karena cemburu. Jumawa bahwa aku bisa saja menempati posisinya. Jika aku memberimu pilihan, akankah kamu mengubah arah halauan? Sayangnya pertanyaan itu hanya terhenti di tenggorokan.
Aku ingin memberitahumu satu hal. Kamu tahu ada yang lebih buruk dari patah hati? Ada, yaitu ketakutan untuk jatuh hati, karena sudah pasti patah hati jika itu terjadi. Pasti akan kalah jika itu benar-benar terjadi. Dan aku jelas takut jatuh hati padamu.
Mana bisa aku egois, Pang. Kamu bilang masih ingin meraih mimpi-mimpimu. Kamu akan mengejar karir jika kau tak bisa mewujudkan dia.
Lantas, di mana aku berdiri? Aku sungguh sadar diri.
Menjelang gerhana aku tiba-tiba bertanya, bagaimana jika ada perempuan lain menjatuhkan hujannya di hatimu? Siapkah kamu menerimanya?
Maret kelima menjelang gerhana. Menyaksikan kita memutuskan membuat pilihan. Menyaksikan kamu mengambil keputusan. Menyaksikan aku menanti kepastian. Menyaksikan kita menetapkan tujuan.
Aku tak sedang tergesa, tapi aku perlu tahu tenggat waktumu.
Lalu, mungkin Maret keenam, Maret mendatang, kita bisa berbincang berdua saja. Tidak hanya bertukar kata lewat layar-layar. Ku seduhkan minuman yang kamu inginkan. Teh atau kopi, atau apapun yang kamu minta. Kita mungkin bisa membaca buku bersama. Dan menantikan gerhana lain untuk disaksikan bersama, entah Maret atau bulan lainnya. Takkan ada bedanya, selama kita terus bersama.
-afatsa
09.03.2016
No comments:
Post a Comment