Friday, 7 August 2015

Hujan di Agustus Pertengahan

Dunia menghadangku dengan kejutan pagi ini. Dalam ritme lambat titik-titik air berkejaran meluncur dan menggapai bumi. Mendung mengurung angkasa laksana payung melingkup. Sementara sinar matahari menyala pada sisi langit yang redup.

Malu-malu hujan di Agustus pertengahan. Perlahan. dan pelan. Angin menerbangkan wangi basah tanah yang beberapa waktu sempat menghilang. Tiba-tiba kelam. Mencekam.

Aku selalu percaya bahwa bulir hujan menyimpan rahasia. Keinginan yang dibisikkan ke ujung langit bisa jadi turun kembali ke tanah. Butiran airnya lantas menjelmakan tunas-tunas seperti dikisahkan dalam satu kitab suci yang mungkin pernah selewat kita baca.
Tiap manusia menunggu tunasnya segera tumbuh. Bisikan harapan terus ditengadahkan ke arah tinggi penuh keyakinan teguh. Resah. Cemas. Bimbang. Tunas-tunas baru terus tumbuh tapi tak dijumpai tunas miliknya. Mencari dan terus menanti. Tak disadari tunasnya hanya sejangkauan kaki, tapi ia malah berhenti dan berbalik pergi. Kadang tak menyadari bahwa tunas miliknya diganti warna yang lebih baik.

Hujan di Agustus pertengahan. Semoga aku, kau, kita tak pernah berhenti membisikkan harapan. Selalu percaya bahwa yang terbaik pasti akan dibagikan, hanya bagi mereka yang percaya bahwa dunia berjalan di bawah keadilan, kebijaksanaan, dan kemurahan Tuhan.

Selamat membisikkan harapan kala hujan!

-afatsa
07.082015

3 comments:

  1. Tulisannya bikin rindu hujan kak, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus sabar sampai bulan Oktober kalau mau yg deras :)

      Delete
  2. Masih. Masih percaya bahwa yg baik pasti akan dibagikan.. :)

    ReplyDelete