Friday, 13 May 2016

penyair dan kekasihnya yang dingin

di luar sana tengah hujan, tapi hanya tetes air yang berjatuhan
ijinkan aku menghujanimu dengan kata-kata manis
hingga kamu tak memerlukan gula lain seumur hidup
bolehkan aku memenuhi harimu dengan kalimat bersayap
agar kamu bisa terbang lalu bertualang melihat dunia kemanapun kau ingin

"aku tak suka puisi manis dan cengeng macam itu."

si penyair terdiam mendengar kekasihnya berkomentar tentang puisi yang ditulisnya.

"aku lebih suka bacaan non fiksi tentang percaturan dunia. tentang kehidupan sekitar kita. tulisan solilokui, isu politik, sejarah, dan filsafat. lihatlah betapa berbedanya kita," sang kekasih lantas tertawa.

si penyair ikut tertawa,"biarlah perbedaan ini menjadi kita."

dua gelas air putih di meja. kali ini mereka sama, tak suka minuman macam-macam. bahkan sekedar kopi atau teh pun tidak menjadi pilihan utama.

"waktu aku marah padamu kemarin, aku menulis cerita pendek. sayangnya kisahnya terhenti di tengah-tengah. bingung mau ditutup dengan akhir macam apa"

sang kekasih pensasaran,"boleh kubaca?"

Thursday, 12 May 2016

percakapan dingin

dering ponsel
sebaris nama
kalimat-kalimat yang berbalas
topik bersautan
tawa bergambar
persahabatan menguat

dering ponsel
barisan nama lain
kalimat-kalimat kadang berbalas
topik berubah satu ke lainnya
romansa bergambar
cinta menguat

dering ponsel dan barisan nama-nama
ada kalanya tak bisa bercabang dua

dering ponsel dan barisan nama-nama
satu menghangat kadang mendinginkan lainnya

ponselku berdering tak henti
ku nanti panggilan yang bisa menghangatkan persahabatan lagi

12.05.2016
afatsa