Monday, 29 February 2016

STORY BLOG TOUR 2, Episode 12: Cinta Tak Begini

Revan menuntunku pelan meninggalkan komplek pemakaman. Suasana sedih dan suram memenuhi udara, seolah mengikuti meski langkah kami telah menjauh.

….

"Hati-hati, sayang," nada khawatir terdengar dari Revan saat membukakan pintu mobil untukku.

Tubuhku masih merasakan sakit. Lelah dan berat sekali rasanya. Sepanjang perjalanan kami hanya membisu. Aku mengalihkan perhatianku pada jalanan yang kami lewati. 

Tepat saat kami melintasi sebuah galeri lukisan di seruas trotoar, aku berguncang mengingat sesuatu. 

"Are you okay, sweetheart?"

Aku menoleh dan menatap mata Revan. Cemas. Ia sungguh-sungguh cemas. Aku mengangguk.

Gambar-gambar, foto, musik, rasa sakit dan lelahku. Ingatan-ingatan berkelebat cepat. Membangunkan kesadaranku perlahan. Kesadaran yang membuatku takut dan sedih.

Revan, mengapa kisah cinta kita harus begini. Dari ratusan pasang kekasih, mengapa aku harus mencintaimu. Mengapa kau mencintaiku begini. Airmataku luruh.

***

"Sebaiknya kamu istirahat saja. Mau aku buatkan teh melati? Nanti kita bisa minum bersama. Mungkin aku bisa menghiburmu agar kamu tidak sedih lagi. Hmm?" Revan mendudukkanku di sofa ruang tengah.

"Aku ingin pulang. Bukankah tidak seharusnya…aku…di..sini…?" tanyaku ragu.

Revan menghentikan langkahnya menuju dapur lalu berbalik. Wajahnya kaku menahan marah. Pandangannya jatuh ke arah aku menautkan kedua tanganku erat, di atas pangkuanku. Tiba-tiba wajahnya melunak.